Belajar Islam Mengasyikkan Melalui Wisata Religi Cirebon
Banyak sekali cara belajar Islam yang mengasyikkan seperti menonton film animasi serial para Nabi, Praktik pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, dan mengunjungi tempat wisata religi dimana sejarah Islam ditemukan. Selain mendapat julukan kota Udang, Cirebon juga merupakan kota yang tidak terlepas dari pengaruh agama Islam. Jika siswa/i Manba’ul Ulum tertarik untuk mempelajari islam lebih dalam, maka banyak sekali destinasi yang memuat unsur ajaran Islamnya sehingga mudah ditemukan. Yuk, sama-sama belajar dari wisata religi berikut ini!
1. Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan adalah keraton tertua di Kota Cirebon. Di Keraton yang masih digunakan sebagai kediaman Sultan Kasepuhan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya ini, kalian dapat melihat kompleks Siti Hinggil yang memiliki lima bangunan tanpa dinding, dengan bangunan utama bernama Malang Semirang. Bangunan ini memiliki enam tiang yang melambangkan rukun iman. Secara keseluruhan, bangunan tersebut memiliki tiang berjumlah dua puluh yang melambangkan sifat-sifat Tuhan. Ada pula gapura bergaya Majapahit. Kata gapura sendiri berasal dari bahasa arab, yaitu Al Ghafur yang berarti maha pengampun. Pengunjung Keraton Kasepuhan juga dapat menyaksikan kereta keraton dan benda-benda pusaka di gedung museum yang juga menyimpan peninggalan bersejarah Sunan Gunung Jati, salah satu anggota Wali Songo yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Cirebon.
2. Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon masih berada dalam kawasan kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, tepatnya di sebelah barat alun-alun Kasepuhan. Pada dinding barat di ruang utama Masjid Agung Sang Cipta Rasa, terdapat bagian menonjol yang disebut mihrab berukuran 244 x 140 x 250 cm. Pada bagian mihrab masjid ada ukiran berbentuk bunga teratai yang dibuat oleh Sunan Kalijaga. Ada pula tiga buah ubin bertanda khusus yang melambangkan tiga ajaran pokok agama, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Hingga kini, Masjid Agung Sang Cipta Rasa masih dirawat dan dilestarikan dengan baik sebagai tempat untuk beribadah, seperti sholat, itikaf, berdoa, tahlilan, dan kegiatan religius islam lainnya.
3. Masjid Raya At-Taqwa
Sunan Gunung Jati semasa hidupnya telah banyak memiliki gagasan yang erat dengan pengembangan syiar Islam, seperti dalam bidang pembangunan tajug yaitu masjid kecil dan sederhana. Prasasti warna emas dengan kaligrafi syahadat dua kalimat mendominasi fasad dapat ditemukan dalam masjid ini. Keteduhan Masjid Raya At-Taqwa semakin terasa saat di luar masjid terdapat 10 pohon kurma di halaman samping yang dekat dengan jalan, serta dilengkapi dengan dua air mancur di kedua sisinya.
4. Makam Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati adalah salah satu anggota Wali Songo, atau sembilan wali Islam yang dihormati di Indonesia. Ia mendirikan Kesultanan Banten, serta Kesultanan Cirebon di pantai utara Jawa. Sunan Gunung Jati terlahir dengan nama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448 M, Ia merupakan anak dari perkawinan dinasti antara Syarif Abdullah Maulana Huda, seorang Mesir keturunan Hasyim, dan Nyai Rara Santang, putri Prabu Siliwangi, Raja Sunda (Pajajaran).