Ki Hajar Dewantara dan 3 Semboyannya

Ki Hajar Dewantara dan 3 Semboyannya

Tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, yaitu tanggal 2 Mei. Ki Hajar Dewantara lahir pada tahun 1889. Pendidikan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan perjuangan Ki Hajar Dewantara, sehingga dijuluki sebagai Bapak Pendidikan. Usahanya yang begitu keras dan panjang, membuat masyarakat Indonesia dapat mengenyam pendidikan pada zaman penjajahan Belanda. Ketika mendirikan Taman Siswa sebagai wadah pendidikan pribumi, Ki Hajar Dewantara membuat tiga semboyan pendidikan yang sampai saat ini masih digunakan.

Semboyan ini terdiri dari tiga poin yang ditulis dalam bahasa Jawa dan menjadi pedoman bagi guru atau pengajar saat membimbing murid-murid dalam belajar. Salah satu semboyan dari Ki Hajar Dewantoro bahkan digunakan sebagai simbol pendidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Berikut adalah 3 Semboyan tersebut :

Ing ngrasa sung tulada

Dilansir dari buku Kesadaran Nasional dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan (2008) karya Slamet Muljana, semboyan pertama adalah ing ngarsa sung tulada. Arti ing ngarsa sung tulada yaitu seorang guru adalah pendidik yang harus memberi contoh atau menjadi panutan. Ing berarti “di”, ngarsa artinya “depan”, sung berarti “jadi”, dan tulada yang merupakan “contoh” atau “panutan”.

Ing madya mangun karsa

Semboyan kedua, yaitu ing madya mangun karsa. Di mana artinya seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus-menerus membangun semangat dan ide-ide mereka untuk berkarya. Ing artinya “di”, madya memiliki arti “tengah”, mangun berarti “membangun” atau “memberikan”, dan karsa memiliki arti “semangat”, atau “niat”.

Tut wuri handayani

Semboyan ketiga adalah tut wuri handayani yang bermakna seorang guru adalah pendidik yang terus-menerus menuntun, menopang, dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan karuya anak-anak didiknya. Tut wuri artinya “di belakang” atau “mengikuti dari belakang” dan handayani yang berarti “memberikan semangat”. Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan, yaitu upaya konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan merupakan salah satu cara menuju kemerdekaan secara lahir dan batin manusia. Baik secara personal maupun secara kelompok atau masyarakat. Berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan menjadi wadah untuk membangun otonomi intelektual, eksistensial, dan sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like