Keutamaan Moment Idul Fitri
Seperti perayaan hari besar lainnya, Idul Fitri juga disertai dengan hari libur nasional. Bahkan libur nasional pada perayaan Idul Fitri di Indonesia cukup panjang, hal ini tentu berkaitan dengan agama Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia untuk menjalin silaturahmi. Selain saling bermaafan dan bersilaturahmi, yuk, manfaatkan moment Idul Fitri dengan lebih khusyu agar makna beribadah di akhir bulan Ramadhan semakin khidmat!
- Hari Baik
Yang paling penting, menyadari bahwa Idul Fitri adalah hari yang sangat baik. Setelah 1 bulan Ramadhan beribadah, hendaknya ‘ditutup’ dengan memperbanyak dzikir, rasa syukur serta memohon ampunan.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sampai di Madinah, “Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ab Daud dan An-Nasa’i).
- Hari kembali Suci
Setelah bersungguh-sungguh mengharap ridho Allah untuk mendapat ampunan, insyaa Allah lahir batinnya menjadi suci kembali. Hal ini berkaitan dengan arti kata Fitri, yakni suci atau bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Hari bahagia
Moment Idul Fitri tergambar sebagai hari berkumpulnya keluarga besar, saudara seiman yang bersilaturahmi dan bermaafan, serta adanya anugerah dari Allah berupa pahala dan ampunan kepada mereka yang telah berhasil menyempurnakan ibadahnya
Allah berfirman dalam Alquran yang artinya, “Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
- Hari berbuka
Hari raya Idul Fitri adalah hari bagi umat Islam di seluruh dunia kembali berbuka atau makan. Ini berdasarkan makna dari kata Id dan fitri.
Kata Id berasal dari kata aada–yauudu yang berarti kembali. Sedangkan fitri, dalam hal ini, diartikan sebagai buka puasa untuk makan. Fitri yang berarti buka puasa diambil dari akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftaro-yufthiru). Adapun hadits yang membahas terkait hal ini, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri (ke tempat shalat) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Bukhari).
Karena itu, disunahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Dilarang pula untuk berpuasa di hari raya Idul Fitri, sebab hari itu merupakan pertanda bahwa puasa Ramadhan telah berakhir.
Demikian keutamaan perayaan Idul Fitri yang hukumnya disimpulkan oleh mayoritas ulama sebagai sunnah muakkad. Rayakan Idul Fitri dengan baju apapun, tidak harus selalu mengenakan pakaian baru walaupun dianjurkan. Namun yang terpenting adalah pemahaman kita dalam merayakan moment Idul Fitri