KENAPA BANYAK ANAK ANAK YANG SUDAH BERKACAMATA ??

KENAPA BANYAK ANAK ANAK YANG SUDAH BERKACAMATA ??

Rupanya ada beberapa alasan kenapa anak anak sudah akrab dengan kacamata.

Jumlah anak-anak yang menggunakan kacamata di Indonesia terus meningkat. Menurut kementrian kesehatan, sekitar 10% anak sekolah di Indonesia mengalami gangguan penglihatan yang memerlukan kacamata. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai factor, termasuk penggunakan gadget yang berlebihan dan kurangnya kesadaran akan kesehatan mata

Tentunya ini membuat kaget kita sebagai para orang tua, sebagaian besar orang mungkin akan menyalahkan gawai atau gadget. Dokter mata yang berbasis di new delhi, navin sakhuja menjelaskan ada beberapa kemungkinan diantaranya adalah :

  1. Kesadaran akan kesehatan mata

Sakhuja menduga semakin banyak anak berkacamata karena semakin banyak orang sadar akan pemeriksaan mata secara teratur sejak usia dini. Semakin tinggi tes, semakin banyak yang memilih berkacamata demi kenyamanan dalam beraktivitas.

  1. Screen time

Dulu orang tua sering mengingatkan untuk tidak menonton tv dalam jarak terlalu dekat. Namun, kini gawai sudah ada di genggaman dan jarak seperti bukan sesuatu yang gampang diatur.

“Waktu menatap layar dan aktivitas di dalam ruangan yang berlebihan membuat Anda lebih sulit fokus pada subjek yang jauh, karena Anda hanya fokus pada objek yang dekat sepanjang waktu,” kata Sakhuja seperti dikutip dari India Today. Penggunaan gawai mungkin bisa menjawab kenapa banyak anak SD berkacamata.

  1. Genetik

Gen memerankan peran penting. Sakhuja berkata anak-anak yang menggunakan kacamata dipengaruhi faktor genetik. Dia menyebut pada beberapa anak, bola matanya terus berkembang di setiap pertambahan milimeter kekuatannya berubah. Anak ada yang lahir dengan astigmatisme atau silindris. Ada pula yang lahir dengan hipermetropi atau mata ‘plus’ yang kemudian menurun seiring pertambahan usia.

  1. Lebih banyak aktivitas di dalam ruangan

Anak yang tinggal di dalam rumah dan fokus pada objek dekat seperti layar dan buku berpeluang lebih tinggi untuk berkacamata.

“Anak-anak yang bermain di luar ruangan akan memiliki angka kejadian kacamata yang lebih rendah,” katanya.

Sakhuja menyorot pada studi yang berbasis di Singapura dan Indonesia. Anak-anak di Indonesia memiliki angka kejadian lebih rendah atau kebutuhan kacamata lebih rendah dibanding anak-anak di Singapura. Peneliti menduga hal ini karena anak-anak di Indonesia lebih banyak beraktivitas di luar ruangan ketimbang anak-anak di Singapura.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like